Minggu, 11 November 2018

Adat Istiadat Suku Sunda


Adat sunda yaitu salah satu pilihan calon pengantin yang ingin merayakan pernikannya, khususnya pengantin yang berasal dari tanah sunda. Dibawah ini ada rangkaian susunan acara yang dapat dilihat. Langsung saja mari kita simak rangkaian-rangkaian berikut ini.
  • Ngeyeuk Sereuh ( jika ngeueyeuk sereuh ini tidak dilakukan, maka seserahan tersebut dilakukan ketika sebelum dimulai nya akad nikah sang pengantin) :
  • Dipimpin oleh pengeyeuk.
  • Pengeyeuk Mewejang kepada kedua calon mempelai agar memohon doa restu, dan meminta izin kepada kedua orang tua, dengan mengasihi nasihat melalui benda yang telah disediakan, seperti pangridanan, parawanten, dan lain sebagainya.
  • Diikuti dengan kagu kidung oleh pengeyeuk
  • Agar hidup sejahtera, disawer oleh gumpalan beras
  • Dikeprak-keprak dengan sapu lidi disertai dengan nasihat, agar dapat memupuk kasih sayang dan giat dalam bekerja.
  • Membuka kain berwarna putih pengeyeuk. Melambangkan bahwa rumah tangga yang akan di didik masih bersih dan belum terkena noda.
  • Saling mengasihi satu sama lain, dan dapat menyesuaikan diri.
  • Calon pengantin pria membelah buah pinang dan mayang jambe. Agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri masing-masing.
  • Calon pengantin pria menumbukkan alu kedalam lumpang sebanyak 3 kali.
  • Seserahan, (Sekitar 3-7 hari sebelum pernikahan dimulai). Calon pengantin pria membawa pakaian, perabot rukah tangga, perabot dapur, makanan, uang, dan lain sebagainya
  • Tunangan, ini dilakukan untuk ‘patuker bebeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang yang berwarna polos atau berwarna pelangi kepada sang gadis.
  • Lamaran Nikahan, yang dilaksanakan oleh kedua orang tua calon mempelai dengan keluarga terdekat, dan disertai oleh seseorang yang telah berusia lanjut untuk memimpin upacara. Membawa lamareun atau sirih pinang komplit, separangkat pakaian wanita, uang. Tidak harus membawa cincin, jika membawa cincin, biasanya cincin yang dibawa itu berupa meneng, yang mana melambangkan kemantapan dan keabadian.
  • Nendeun Omong, yaitu bicaraan orang tua/utusan pihak laki-laik yang berminat untuk mempersunting seorang wanita.
  • Membuat Lungkun, dua lembar daun sirih yang bertangkai saling dihadapkan, digulung supaya menjadi satu, kemudian diikat dengan benang kanteh
  • Diriringi oleh kedua orang tua dan para tamu yang hadir, Memiliki makna, agar suatu saat nanti rezeki yang diperoleh apabila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara-saudara, dan handai taulan.
  • Berebut Uang yang disawer dibawah tikar, hal tersebut melambangkan berlomba mencari rezeki, dan disayang oleh keluarga.
  • Upacara adat pernikahan suku sunda, penjemputan calon mempelai pria dari utusan pihak mempelai wanita, ngebahageaken, ibu dari calon mempelai wanita menaymbut dengan melempar bunga melati kepada calon mempelai pria, setelah itu didampingi oleh kedua orang tua salong mempelai wanita untuk menuju ke pernikahan.Akad nikah, petugas KUA, Saksi-saki, mempelai pria telah berada ditempat pernikahan, kedua orang tua menjemput mempelai wanita dari kamar, kemudian didudukan pada sebelah kiri mempelai pria, dan kemudian dikerudungi dengan tiung panjang yang berwarna putih, yang memiliki arti penyatuannya dua manuisa yang masih murni, kerudung tersebut boleh dibuka ketika kedua penganti akan menandatangani surat pernikahan tersebut.Sungkeman, wejangan, oleh seorang bapak dari mempelai wanita atau keluarganya.Saweran, kedua mempelai didudukan disebuah kursi sambil penyaweran, pantun saweran pun dinyanyikan. Pantun yang berisi nasihat dari orang tua mempelai wanita. Kedua mempelai dipayungi dengan payung besar, dan diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.Meuleum harupat, mempelai wanita yan menyalakan harupat dengan lilin.Harupat tersebut disiram oleh mempelai wanita dengan kendi air, kemudian harupat tersebut dipatahkan oleh mempelai pria.Nincak endog, mempelai pria menginjak telur sampai pecah, kemudian kedua kakunya dicuci dengan air bunga, dan dilap oleh mempelai wanita.Membuka pintu dengan diawali mengetuk pintu terlebih dahulu selama tiga kali, kemudian diadakan sesi tanya jawab dengan kata yang bersahutan dari luar pintu dan dalam rumah. Setelah kalimat suci (syahadat) dibacakan, dan pintu dibuka, kedua mempelai pun masuk untuk menuju ke pelaminan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar