Minggu, 11 November 2018

Jembatan Gantung di kawasan Taman Nasional Situ Gunung, Sukabumi


Sukabumi kini mempunyai jembatan gantung dengan panjang 240 meter. Digadang-gadang sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Banyak Traveler mengunggahnya di media sosial, sehingga mengundang penasaran banyak orang.
Jembatan gantung ini merupakan akses untuk menuju Curug Sawer, salah satu curug yang ada di kawasan wisata Taman Nasional Situ Gunung.
Sebelumnya, akses menuju curug harus ditempuh dengan berjalan kaki melalui kawasan hutan di taman nasional ini dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Kini kamu bisa menempuhnya hanya sekitar 15 menit dengan melewati jembatan gantung.
Untuk melewati jembatan ini kamu hanya perlu membeli tiket sebesar Rp 50.000, sudah termasuk tiket masuk kawasan Situ Gunung dan curug.
Jembatan ini bisa dijadikan tempat uji nyali untuk kamu yang takut ketinggian. Berada di ketinggian sekitar 150 meter dengan lebar jembatan 2 meter, bisa dipastikan saat kamu berada di tengah-tengah jembatan akan terasa bergoyang.
Meski jembatan ini cukup kokoh, tetaplah berhati-hati. Sesuai keterangan petugas jaga, jembatan ini mempunyai kapasitas untuk 40 orang.
Selain sensasi berada di ketinggian, kamu juga bisa menikmati pemandangan hijau hutan di kawasan ini. Pemandangan yang cukup indah dan sayang untuk dilewatkan.
Berhentilah sesekali pada saat melewati jembatan sekedar untuk menikmati pemandangan alam yang luar biasa. Penasaran? Yuk rasakan sensasi naik jembatan gantung terpanjang di Indonesia.

Adat Istiadat Suku Sunda


Adat sunda yaitu salah satu pilihan calon pengantin yang ingin merayakan pernikannya, khususnya pengantin yang berasal dari tanah sunda. Dibawah ini ada rangkaian susunan acara yang dapat dilihat. Langsung saja mari kita simak rangkaian-rangkaian berikut ini.
  • Ngeyeuk Sereuh ( jika ngeueyeuk sereuh ini tidak dilakukan, maka seserahan tersebut dilakukan ketika sebelum dimulai nya akad nikah sang pengantin) :
  • Dipimpin oleh pengeyeuk.
  • Pengeyeuk Mewejang kepada kedua calon mempelai agar memohon doa restu, dan meminta izin kepada kedua orang tua, dengan mengasihi nasihat melalui benda yang telah disediakan, seperti pangridanan, parawanten, dan lain sebagainya.
  • Diikuti dengan kagu kidung oleh pengeyeuk
  • Agar hidup sejahtera, disawer oleh gumpalan beras
  • Dikeprak-keprak dengan sapu lidi disertai dengan nasihat, agar dapat memupuk kasih sayang dan giat dalam bekerja.
  • Membuka kain berwarna putih pengeyeuk. Melambangkan bahwa rumah tangga yang akan di didik masih bersih dan belum terkena noda.
  • Saling mengasihi satu sama lain, dan dapat menyesuaikan diri.
  • Calon pengantin pria membelah buah pinang dan mayang jambe. Agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri masing-masing.
  • Calon pengantin pria menumbukkan alu kedalam lumpang sebanyak 3 kali.
  • Seserahan, (Sekitar 3-7 hari sebelum pernikahan dimulai). Calon pengantin pria membawa pakaian, perabot rukah tangga, perabot dapur, makanan, uang, dan lain sebagainya
  • Tunangan, ini dilakukan untuk ‘patuker bebeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang yang berwarna polos atau berwarna pelangi kepada sang gadis.
  • Lamaran Nikahan, yang dilaksanakan oleh kedua orang tua calon mempelai dengan keluarga terdekat, dan disertai oleh seseorang yang telah berusia lanjut untuk memimpin upacara. Membawa lamareun atau sirih pinang komplit, separangkat pakaian wanita, uang. Tidak harus membawa cincin, jika membawa cincin, biasanya cincin yang dibawa itu berupa meneng, yang mana melambangkan kemantapan dan keabadian.
  • Nendeun Omong, yaitu bicaraan orang tua/utusan pihak laki-laik yang berminat untuk mempersunting seorang wanita.
  • Membuat Lungkun, dua lembar daun sirih yang bertangkai saling dihadapkan, digulung supaya menjadi satu, kemudian diikat dengan benang kanteh
  • Diriringi oleh kedua orang tua dan para tamu yang hadir, Memiliki makna, agar suatu saat nanti rezeki yang diperoleh apabila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara-saudara, dan handai taulan.
  • Berebut Uang yang disawer dibawah tikar, hal tersebut melambangkan berlomba mencari rezeki, dan disayang oleh keluarga.
  • Upacara adat pernikahan suku sunda, penjemputan calon mempelai pria dari utusan pihak mempelai wanita, ngebahageaken, ibu dari calon mempelai wanita menaymbut dengan melempar bunga melati kepada calon mempelai pria, setelah itu didampingi oleh kedua orang tua salong mempelai wanita untuk menuju ke pernikahan.Akad nikah, petugas KUA, Saksi-saki, mempelai pria telah berada ditempat pernikahan, kedua orang tua menjemput mempelai wanita dari kamar, kemudian didudukan pada sebelah kiri mempelai pria, dan kemudian dikerudungi dengan tiung panjang yang berwarna putih, yang memiliki arti penyatuannya dua manuisa yang masih murni, kerudung tersebut boleh dibuka ketika kedua penganti akan menandatangani surat pernikahan tersebut.Sungkeman, wejangan, oleh seorang bapak dari mempelai wanita atau keluarganya.Saweran, kedua mempelai didudukan disebuah kursi sambil penyaweran, pantun saweran pun dinyanyikan. Pantun yang berisi nasihat dari orang tua mempelai wanita. Kedua mempelai dipayungi dengan payung besar, dan diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.Meuleum harupat, mempelai wanita yan menyalakan harupat dengan lilin.Harupat tersebut disiram oleh mempelai wanita dengan kendi air, kemudian harupat tersebut dipatahkan oleh mempelai pria.Nincak endog, mempelai pria menginjak telur sampai pecah, kemudian kedua kakunya dicuci dengan air bunga, dan dilap oleh mempelai wanita.Membuka pintu dengan diawali mengetuk pintu terlebih dahulu selama tiga kali, kemudian diadakan sesi tanya jawab dengan kata yang bersahutan dari luar pintu dan dalam rumah. Setelah kalimat suci (syahadat) dibacakan, dan pintu dibuka, kedua mempelai pun masuk untuk menuju ke pelaminan.

Sabtu, 10 November 2018

Curug Semar di Simpenan, Sukabumi


     Menjelajahi tempat wisata di Kabupaten Sukabumi rasanya tak akan cukup satu atau dua hari saja karena begitu banyaknya tempat wisata yang ada, dan salah satunya tempat wisata yang wajib kalian kunjungi adalah Curug Semar yang berada di Kampung Cisantri, Desa Sangrawayan, Kecamatan Simpenan.
     Awalnya curug yang memiliki ketinggian 25 meter ini bernama Curug Cigolodog tapi sekarang lebih dikenal dengan nama Curug Semar karena terdapat batu yang bentuknya mirip seperti patung semar.
     Tak sulit mencapai ke lokasi wisata ini karena masih berada di jalur utama menuju Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Dari jalur itu tinggal mencari Desa Sangrawayan.
     Untuk menuju ke Curug Semar, kalian harus jalan kaki terlebih dahulu dari tempat parkiran kendaraan menuju curug dan kalian akan melewati pesawahan. Tidak ada tarif atau karcis masuk ke curug ini, hanya biaya parkir seikhlasnya dan biaya kebersihan bagi pemilik lokasi parkir. Biasanya Curug Semar ini di kunjungi setiap akhir pekan dan pengunjung dapat mencapai 200 sampai 300 pengunjung.
     Dan buat kalian semua, wajib mengunjungi tempat wisata ini. Karena selain tidak mengeluarkan biaya begitu banyak kalian dapat menikmati keindahan yang masih sangat alami dan tidak usah jauh-jauh pergi ke luar negeri karena di daerah sukabumi juga masih banyak destinasi wisata liburan yang sangat menarik salah satunya Curug Semar ini.


Senin, 05 November 2018

Tradisi Pernikahan Adat Sunda



Menghibur. Hal itu yang akan kalian temui ketika melihat Prosesi Pernikahan Adat Sunda, ya, bobodoran atau lelucon ala bumi Pasundan memang seringkali ada dalam rangkaian prosesi. Tujuannya, sebagai pencair suasana. Tetapi, hal tersebut tidak mengurangi nilai sakral yang ada.

1. Neundeun Omong
    Pada kunjungan silaturahmi keluarga pria akan menanyakan apakah gadis yang hendak dilamar telah bertunangan dengan pemuda lain atau tidak. Jika tidak, maka penjajakan untuk melamar anak gadis tersebut dilanjutkan. Kini, tahap ini sudah jarang dilakukan mengingat keduanya biasanya sudah saling kenal.

2. Narosan/ngalamar
    Prosesi lamaran untuk menindaklanjuti Neundeun omong. Pada kunjungan yang telah disepakati waktu itu, keluarga calon mempelai pria beserta kerabat terdekat kadang sengaja membawa seorang yang sudah lanjut usia untuk mewakili atau sebagai juru bicara. Pada saat pelaksanaan, pihak keluarga calon pengantin pria menyerahkan Sirih lengkap dan uang pengikat (panyangcang) sebagai isyarat kesediaan pihak pria untuk ikut membiayai pernikahan. Selain itu, juga menyerahkan cincin meneng atau cincin belah rotan yang diberikan pada pihak wanita sebagai tanda ikatan. Penggunaan cincin sebagai barang lamaran ini adalah pengaruh budaya barat. Aslinya dahulu dipergunakan ikat pinggang dari kain pelangi atau kain polos berwarna hijau atau kuning keemasan, dan acaranya sendiri disebut Pauker Tameuh.

3. Seserahan (mawakeun)
    Prosesi ini menandai penyerahan calon pengantin pria pada pihak keluarga calon pengantin wanita dengan membawa sejumlah perlengkapan untuk pernikahan. Seserahan dapat dilakukan sehari hingga seminggu sebelum pernikahan, namun sekarang umumnya dilakukan pada saat akan melakukan prosesi ngeyeuk seureuh. Dalam hal ini urutan prosesi diawali dengan seserahan lebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
ngeuyeuk seureuh.

Prosesi Jelang Akad Nikah

1. Ngebakan atau Siraman
    Memandikan calon pengantin wanita agar bersih lahir dan batin sebelum memasuki saat pernikahan. Acara berlangsung pada siang hari di kediaman calon pengantin wanita. Bagi umat muslim, sebelum dimulai acara siraman terlebih dahulu diawali oleh pengajian atau rasulan dan pembacaan doa khusus kepada calon mempelai wanita. Hal yang sama dilakukan di kediaman calon pengantin pria. Prosesi yang tercakup dalam siraman adalah :

2. Ngecakeun Aisan
    Calon pengantin wanita keluar dari kamar digendong oleh ibu secara simbolis. Ayah calon pengantin wanita berjalan di depan membawa lilin menuju tempat sungkeman.

3. Ngaras
    Berupa permohonan izin calon mempelai wanita kemudian sungkem dan mencuci kaki kedua orang tua.

4. Pencampuran Air siraman
    Kedua orang tua menuangkan air siraman ke dalam bokor dan mengaduknya. Terdiri dari air bunga setaman (tujuh macam bunga wangi).

5. Siraman
    Diawali musik kecapi suling, calon pengantin wanita dibimbing oleh perias menuju tempat siraman dengan menginjak 7 helai kain. Siraman calon pengantin wanita dimulai oleh ibu, kemudian ayah, disusul oleh para sesepuh. Jumlah penyiram harus ganjil 7, 9, atau 11 orang.

6. Potong Rambut
    Rambut calon mempelai wanita dipotong oleh ibu dan ayah, sebagai lambang memperindah diri lahir dan batin. Dilanjutkan prosesi ngeningan, yakni menghilangkan semua bulu-bulu halus pada wajah, kuduk, membentuk amis cau/sinom, membuat godeg dan membuat kembang turi.

7. Ngeyeuk Sereuh
    Sebuah prosesi saat calon mempelai meminta restu kepada orang tua masing-masing. Melalui prosesi ini orang tua memberi nasihat melalui benda-benda yang digunakan sebagai simbol. Prosesi ini dipimpin oleh pangeuyeuk, yaitu tetua yang dipercaya memimpin acara.
    terdiri dari 25 macam barang yang ditutup kain putih. Makna dari barang-barang ini akan dijelaskan melalui tembang-tembang Sunda yang diiringi kecapi.

8. Ngababakeun
    Pada hari pernikahan, rombongan calon pengantin pria menuju kediaman calon pengantin wanita disambut panitia penjemputan yang dipimpin Ki Lengser, penari berkostum unik, diiringi gamelan degung. Ki Lengser biasanya hadir juga pada resepsi pernikahan yang diselenggarakan pada waktu yang berbeda dengan akad nikah, menyambut kedua pengantin memasuki ruang resepsi. rangkaian Upacara setelah nikah.

9. Sawer
    Acara yang dilangsungkan setelah akad nikah ini merupakan saat orang tua memberi nasihat terakhir kepada pengantin diiringi kidung. Sebelumnya disediakan bokor berisi uang logam, beras, kunyit yang diris tipis-tipis, dan permen. Pemberian nasihat diiringi dengan menaburkan isi bokor kepada pengantin.

10. Meleum Harupat
      Pengantin pria memegang harupat/lidi, pengantin wanita membakar dengan lilin hingga menyala, lalu dipadamkan. Nyala lidi diibaratkan amarah pria yang padam disiram kelembutan seorang wanita.

11. Nincak Endog
      Pengantin pria menginjak telur, kemudian pengantin wanita membersihkan kaki pengantin pria dengan air kendi. Melambangkan tanggung jawab suami sebagai kepala rumah tangga, sementara istri mengikuti bimbingan suami.

12. Melepas Merpati
      Kedua orang tua melepas merpati putih ke angkasa, sebagai simbol melepas tanggung jawab karena pasangansudah mampu mandiri.

13. Buka Pintu
      Percakapan dalam bentuk syair antara pengantin pria yang berada di luar pintu dengan pengantin wanita yang ada di dalam rumah. Biasanya diwakili oleh juru mamaos. Melambangkan petuah agar suami istri saling menghormati.

14. Huap Lingkup
      Pengantin disuapi oleh kedua pasang orang tua, melambangkan kasih sayang orang tua yang sama besar terhadap anak dan menantu.

15. Pabetot Bakakak Hayam
      Kedua pengantin tarik menarik ayam utuh yang telah dibakar. Yang mendapat bagian lebih besar harus membagi kepada pasangannya. Melambangkan rezeki yang diterima harus dinikmati bersama.

Sumber: https://www.weddingku.com

Cemilan Khas Sunda

1. Batagor


Camilan ini merupakan bakso dari campuran daging ikan tenggiri, tepung tapioka dan bumbu lainnya yang dibalut dengan kulit pangsit lalu digoreng kering. Disiram bumbu kacang, kecap manis, dan perasan jeruk nipis. Tambahkan saos atau sambal untuk mendapatkan rasa yang lebih pedas.
Camilan khas Sunda yang satu ini pasti sudah banyak tersedia bukan hanya di kota asalnya saja, Bandung, tapi juga di kota-kota lainnya di Indonesia. Kalian pasti pernah coba yang satu ini kan?

2. Basreng 


Cemilan khas Sunda yang satu ini berupa bakso ikan yang kemudian diiris tipis dan digoreng lalu diberi bumbu. Basreng ini populer di kalangan anak-anak dan remaja karena biasanya dijual di lingkungan sekolah ataupun warung kecil. Tapi seiring berkembangkanya teknologi sekarang juga banyak yang menjual online.

3. Cireng 


Terbuat dari tepung kanji atau biasa disebut aci, dibentuk pipih atau lonjong setelah adonan selesai dibentuk, akan digoreng hingga bagian luarnya kering.  Orang sunda biasanya menikmati cireng dengan bumbu cocolan, seperti bumbu rujak atau bumbu kacang. Sekarang banyak ditemukan cireng dimanapun, dengan berbagai isian dan bumbu.

4. Cilok


Cilok juga salah satu camilan khas Sunda yang terbuat dari tepung aci yang dicampur dengan air. Adonan ini lalu diaduk hingga lentur dan liat, diberi isian seperti irisan daging ayam. Sebelum direbus atau dikukus akan dibentuk bulat seperti bakso cilok yang sudah matang disiram dengan bumbu kacang atau kecap, dan cara makannya dengan dicolok.

5. Cimol


Terbuat dari tepung kanji (aci) yang dibuat bulat-bulat kecil dan digoreng. Cimol biasanya dijual di pinggir jalan area persekolahan ataupun dengan gerobak keliling. Harganya murah? Sangat terjangkau! Hanya membayar Rp.2000,- hingga Rp.5000,-an saja kalian bisa menikmati cimol hangat dengan pilihan bumbu tabur sesukamu.

6. Cilung


Masih berbahan dasar aci,  adonannya digulung dengan tusuk sate. Menyerupai kerak telur, tapi bentuknya gulungan dan setelah itu diberi bubuk serundeng ataupun abon, tergantung selera kalian. Tentunya masih banyak lagi cemilan-cemilan Khas Sunda yang wajib kalian coba. 

Sabtu, 03 November 2018

Pakaian Adat Indonesia


Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan kebudayaan. Masing-masing suku yang tersebar di 33 provinsi yang ada di Indonesia memiliki ciri khas masing masing misalnya perbedaan Baju adat, tari tradisonal ataupun rumah adat.
Baju adat atau yang bisa disebut juga sebagai pakaian tradisional memiliki cerita masing masing didalamnya yang mungkin tidak semua orang mengetahui cerita tersebut,
Dibawah ini Ada beberapa baju adat dari 33 provinsi yang ada di indonesia:

1. ACEH


Pakaian tradisional aceh biasa disebut Ulee Balang. Pakaian tersebut biasanya digunakan oleh para raja dan keluarganya.

2. SUMATERA UTARA


Pakaian tradisional Sumatera Utara biasa disebut dengan Ulos. Pakaian adat Ulos dianggap oleh masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang mempunyai daya magis tertentu.

3. SUMATERA BARAT


Pakaian tradisional Sumatera Barat di bagi menjadi 2 yaitu Pakaian Penghulu dan Pakaian Adat Bundo Kanduang yang terdapat di daerah Minangkabau Sumatra Barat.

4. RIAU


Pakaian Adat di Riau biasa disebut dengan Pakaian Tradisional Melayu. Ada 3 macam Pakaian Adat Melayu yang ada di Riau, tergantung dari daerah tersebut.

5. JAMBI


Pakaian tradisional Jambi seperti yang ada di daerah Pulau Sumatera yang lain, juga disebut dengan pakaian Adat Melayu. Pakaian adat melayu Jambi biasanya lebih mewah daripada pakaian yang digunakan sehari-hari karena disulam dengan benang emas dan dihiasi dengan berbagai hiasan untuk kelengkapannya.

6. SUMATERA SELATAN


Pakaian tradisional masyarakat Sumatera Selatan biasa disebut dengan nama Aaesan Gede. Baju adat ini terinspirasi dari zaman kerajaan Sriwijaya yang dulunya berjaya di daerah Sumatera Selatan.

7. LAMPUNG


Pakaian tradisional Lampung biasanya di dominasi oleh warna putih dengan diselingi motif warna merah dan kuning keemasan sehingga terkesan putih bersih namun tetap terlihat elegan.

8. BANGKA BELITUNG


Pakaian pengantin tradisional Bangka Belitung biasa disebut dengan nama “Paksian”. Pengantin perempuan biasanya memakai baju kurung berwarna merah yang berbahan kain sutra. Kepala mempelai wanita biasanya memakai mahkota yang biasa disebut dengan nama Paksian. Sedangkan pengantin pria menggunakan Sorban atau yang biasa disebut masyarakat Bangka Belitung sebagai Sungkon.

9. DKI JAKARTA


Pakaian tradisional Jakarta biasa disebut dengan nama Pakaian Adat Betawi yang dipengaruhi dari berbagai corak masyarakat Jakarta yang sangat beragam diantaranya dipengaruhi oleh budaya Arab, China, Melayu dan Budaya Barat.

10. JAWA BARAT


Pakaian adat Jawa khususnya pakaian adat Jawa Barat mempunyai ciri khas yaitu penggunaan kebaya sebagai tanda kentalnya unsur budaya tradisional. Pakaian adat jawa barat di bagi menjadi beberapa golongan, seperti pakaian rakyat biasa, pakaian golongan menengah, dan pakaian adat bangsawan yang hanya dikenakan oleh kaum bangsawan.

Kamis, 01 November 2018

Bukit Sabak Sukabumi



Orang sukabumi sudah pastinya tau tentang tempat wisata yang satu ini. Bahkan mungkin pernah mengunjunginya. Bagi kalian yang belum tau Bukit Sabak ini merupakan salah satu tempat wisata yang cukup menantang untuk di taklukan. Lokasi Bukit Sabak terletak di Desa Semplak, Kecamatan Sukalarang, Cimangkok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Belakangan ini mendaki dan berkemah mulai menjadi trend wisata baru di kalangan anak muda. Banyak sekali bermunculan destinasi wisata alam yang mengambil puncak bukit sebagai tempat utamanya.
Jangan khawatir Untuk mendaki ke puncak Bukit Sabak  para pendaki pemula pun bisa melakukannya. Yang terpenting kalian berangkat dengan persiapan dan perbekalan yang cukup.
Bukit Sabak memiliki pemandangan yang cukup indah untuk memanjakan mata dan menyegarkan pikiran. ketinggiannya yang tergolong rendah tapi dari puncak bukit ini kalian bisa melihat kawasan hijau hutan pinus, dan tempat lain yang ada di sekelilingnya. Sabak merupakan bukit berukuran kecil dengan ketinggian hanya 1000 mdpl.
Dari puncak kalian akan di lihatkan pemandangan landscape kota Sukabumi yang terbentang di hadapan Anda. Berlatarkan pemandangan Gunung Gede yang terlihat gagah di belakangnya. Jika cuaca sedang cerah tak berawan, kalian bisa melihat dengan jelas pemandangan Gunung Gede secara keseluruhan. Dan dari atas sana kalian bisa melihat pemandangan rumah-rumah warga, persawahan, dan pabrik-pabrik yang banyak berdiri di daerah Sukabumi.  Menarik bukan?